Kamis, 31 Januari 2008

Fahruddin Yunus Terpilih Sebagai Ketua Umum HIPMI Prop. Sulawesi Tengah


Minggu malam (27/01/08), Fahruddin Yunus resmi menggantikan Ivan A.Sijaya sebagai Ketua BPD. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Propinsi Sulawesi Tengah (HIPMI) Sulawesi Tengah masa bhakti 2008-2011 pada Musyawarah Daerah ke VIII yang dilaksanakan di Palu Golden Hotel.

Pemilihan Ketua pada Musyawarah Daerah tersebut yang digelar pada hari Minggu sore itu berlangsung secara demokratis dengan mengajukan dua orang kader HIPMI di Sulawesi Tengah sebagai Calon Ketua Umum yaitu Fahruddin Yunus dan Hendri Kusuma. Pemilihan tersebut diikuti 25 orang utusan dari lima Kabupaten/Kota yang mempunyai hak suara penuh sebagai peserta, sedangkan satu kabupaten yaitu dari Tojo Una-Una yang juga terdaftar sebagai peserta penuh tidak mengirimkan utusan sampai dengan terlaksananya Musda dan empat kabupaten lainnya yaitu Buol, Toli-Toli, Banggai dan Banggai Kepulauan hanya terdaftar sebagai peserta peninjau sehingga tidak memberikan suaranya.

Pada pemilihan tersebut yang juga dihadiri oleh Ketua I HIPMI Pusat yaitu Sarman Simanyorang dan Wakil Sekjen HIPMI Wisnu W.Pettalolo yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum HIPMI Sulawesi Tengah, Fahruddin Yunus meraih 14 suara sedangkan saingannya Hendri Kusuma memperoleh 10 suara dan satu suara abstain. Sehingga Fahruddin Yunus yang juga masih menjabat sebagai Ketua BPC.HIPMI Kota Palu dan juga Wakil Ketua GAPENSI Kota Palu tersebut dinyatakan sebagai Ketua Umum terpilih BPD. HIPMI Propinsi Sulawesi Tengah masa bhakti 2008-2011.

Pemilihan itu juga dirangkaikan dengan pemilihan 2 anggota formatur lainnya yang dimenangkan oleh M. Yasin Mangun dengan meraih 14 suara dan disusul Abubakar Hadaddo yang juga masih menjabat sebagai Wakil Sekretaris BPC.HIPMI Kota Palu mendapat 12 suara menyisihkan 6 orang calon lainnya seperti M. Armadany Abd. Karim yang juga Ketua HIPMI Kabupaten Donggala dan juga Anwar H. Saing yang masih menjabat selaku Ketua HIPMI Parigi Moutong.


Pelantikan Pengurus HIPMI langsung diadakan pada hari itu juga oleh H. Rusdi Mastura yang kini menjabat sebagai Walikota Palu bertempat di Palu Golden Hotel. Walikota Palu yang juga pernah tercatat sebagai aktivis HIPMI Sulteng dalam sambutannya mengharapkan kiranya para pengusaha muda yang tergabung di organisasi HIPMI ini dapat berpartisipasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah dengan tidak terlalu banyak lagi berharap pada proyek-proyek yang dibiayai oleh Pemerintah, akan tetapi dapat menumbuhkan, menciptakan lapangan kerja baru di sektor ekonomi baik lokal maupun regional. Beliau juga menyatakan siap membantu kader-kader pengusaha muda di daerah ini untuk membangun jaringan usaha dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya dari luar daerah.

Ditemui setelah pelantikannya, Fahruddin Yunus sebagai Ketua Umum HIPMI Sulawesi Tengah yang didampingi oleh Sekretaris Umum Abubakar Hadaddo dan Iyunan Helmi Said sebagai Bendahara Umum itu menyatakan program utamanya adalah melakukan konsolidasi organisasi internal khususnya dengan mendorong terlaksananya Musyawarah Cabang bagi empat Kabupaten yang belum melaksanakannya sebelum diadakannya MUNAS HIPMI pada tahun ini yaitu Boul, Toli-Toli, Banggai dan Banggai Kepulauan.

Sedangkan Abubakar Hadaddo selaku Sekretaris Umum HIPMI Sulawesi Tengah yang baru dilantik, mengharapkan agar para pengusaha muda di daerah ini mampu bersaing menuju persaingan usaha yang modern dan dituntut untuk mampu menguasai teknologi karena HIPMI adalah juga sebagai wadah jaringan (network) pengusaha muda nasional walaupun untuk itu daerah kita masih tertinggal dan minim pengalaman.

Hardi D. Yambas selaku Ketua Panitia pada Musyawarah Daerah VIII HIPMI Sulawesi Tengah yang ditemui setelah pelantikan pengurus mengatakan bahwa sangat puas dengan hasil-hasil musyawarah ini karena HIPMI sekarang sudah melahirkan kader-kader pengusaha muda lokal, tetapi beliau juga mengaharapkan agar pengusaha-pengusaha muda di daerah ini dapat memecahkan solusi daerah yaitu keterbatasan kita di daerah dalam mengolah bahan baku menjadi produk jadi agar dapat memasarkan produk dengan nilai jual tinggi sehingga dapat memberikan pemasukan lebih dan brand image bagi daerah kita.

Kamis, 03 Januari 2008

Di Palu, Harga Semen Melambung Jadi Rp50 Ribu/Zak

MASYARAKAT khususnya para kontraktor mengeluh harga semen di pasaran terus melonjak dan kini mencapai Rp50 ribu/zak. Sementara pemerintah setempat sepertinya 'tutup mata' terhadap gejolak harga semen yang sudah berlangsung lebih dua pekan terakhir.

"Terus terang kami kecewa atas sikap pemerintah, khususnya instansi tehnis dan terkait yang terkesan selama ini tidak melakukan upaya mengatasi krisis dan gejolak harga bahan bangunan tersebut," kata Yoel SP, seorang pengusaha di Palu, Senin.

Menurut dia, terjadinya gejolak harga semen di pasaran akibat stok menipis karena keterlambatan mendapat pasokan dari pabrik cukup memukul kalangan kontraktor, khususnya yang sedang mengerjakan pembangunan fisik proyek pemerintah.

Masalahnya harga semen yang saat ini sudah tembus Rp50 ribu/zak, tidak lagi sesuai dengan rencana anggaran belanja (RAB) yang telah tercantum dalam kontrak kerja.

Juga dampak dari kelangkaan semen, dikhawatirkan banyak proyek pemerintah di Palu dan beberapa daerah di Sulteng, termasuk Donggala mengalami keterlambatan.

Keluhan senada juga disampaikan Rudi, warga yang berdomisili di kelurahan Birobuli Selatan. Akibat kelangkaan dan kenaikan harga semen di pasaran terpaksa menghentikan sementara pembangunan yang sedang berjalan.

Sejumlah harga bahan bangunan rata-rata mengalami kenaikan seperti semen Tonasa dan Tiga Roda yang dua pekan sebelumnya masih seharga Rp36 ribu/zak, naik menjadi Rp45 ribu dan kini naik lagi mencapai Rp50 ribu/zak.

Padahal menurut informasi harga semen di tingkat distributor hanya mengalami kenaikan Rp1.500/zak, menyusul kebijakan pemerintah menaikan harga BBM industi per 01 Desember 2007.

Harga semen distributor sebelum adanya kenaikan harga BBM sebesar Rp35 ribu/zak. Kenaikan harga semen di pasaran sudah tidak wajar dan sangat merugikan masyarakat.

Untuk itu ia menghimbau pemerintah setempat segera menstabilkan kembali gejolak harga yang diduga kuat merupakan tindakan spekulasi para pedagang.

Pantauan di sejumlah toko pengecer bahan bangunan di ibukota Provinsi Sulteng itu, stok semen sangat terbatas, padahal selama sepekan terakhir, ribuan ton semen telah dibongkar di pelabuhan Pantoloan dan juga pelabuhan pengantongan semen curah di desa Labuan, Kabupaten Donggala.

Kemungkinan besar terbatasnya stok semen di toko-toko, bukan karena suplai dari distributor dibatasi, tetapi ulah para pedagang yang dengan sengaja menimbun serta mengeluarkan sedikit-demi sedikit supaya leluasa menaikan harga secara sepihak.

Semestinya, pemerintah setempat melalui instasi berwenang melakukan sidak dan jika terbukti ada distributor dan pedagang yang 'nakal' dengan menimbun atau menjual semen dengan harga yang tidak wajar harus ditindak tegas.

"Tindakan tegas diperlukan supaya mereka kapok dan tidak seenaknya lagi menaikan harga," kata Hasyim Hadado, ketua BDP Gapensi Sulteng.